Menurut Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital di Celios, ada dua penyebab utama:
-
Perang tarif AS yang menekan permintaan ekspor manufaktur Indonesia
-
Konsumsi domestik melemah khususnya di kelas menengah ke bawah
Data dari S&P mencatat Indeks PMI manufaktur turun dari 52,4 pada Maret 2025 ke 46,7 di April, lalu 47,4 di Mei, menunjukkan perlambatan ekonomi . Sektor tekstil bahkan berpotensi mengalami penurunan utilitas hingga di bawah 50%, mengakibatkan kemungkinan 1,2 juta pekerja terdampak PHK .
Bursa Kerja dan Keterbatasan Lapangan
Dampak tekanan ekonomi terlihat saat pelaksanaan Job Fair Bekasi Pasti Kerja 2025. Puluhan ribu pelamar—sekitar 25 ribu orang—berebut untuk 2.000 lowongan pekerjaan. Polisi mengonfirmasi beberapa peserta sempat pingsan karena antre lama dan berdesakan .
Antusiasme ini menunjukkan tingginya kebutuhan akan lapangan kerja yang layak dan formal. Namun jika kekosongan digital tetap tidak diatasi, kegagalan mengisi peluang industri masa depan bisa memperpanjang pengangguran struktural.