Kawasan Asia Tenggara, termasuk Vietnam, menjadi incaran perusahaan asing yang ingin membangun data center seiring dengan meningkatnya popularitas teknologi kecerdasan buatan (AI). Namun, keketatan aturan terkait perlindungan data dan pembatasan transfer data ke luar negeri yang diterapkan oleh pemerintah Vietnam menjadi tantangan besar bagi perusahaan asing tersebut.
Selain Vietnam, Malaysia juga menjadi salah satu destinasi yang banyak diincar. Negara-negara di Asia Tenggara memiliki potensi pasar yang besar bagi perusahaan teknologi, terutama yang bergerak dalam penyediaan layanan media sosial dan operator data center.
Vietnam telah merencanakan untuk memperketat aturan terkait perlindungan data dan pembatasan transfer data ke luar negeri. Hal ini telah menimbulkan kekhawatiran bagi perusahaan teknologi asal Amerika Serikat. Dengan populasi sekitar 100 juta penduduk, Vietnam menjadi salah satu pasar terbesar bagi perusahaan teknologi seperti Meta (Facebook) dan Google.
Rencana pengurangan transfer data ke luar negeri akan berdampak signifikan pada operasional perusahaan-perusahaan teknologi besar ini. Dalam perkembangannya, Vietnam juga menyatakan ambisi untuk menarik investasi asing, termasuk dalam sektor industri data center. Akan tetapi, kebijakan yang ketat terkait aturan data dapat menghambat ambisi tersebut.
Perkembangan ini telah menarik perhatian Jason Oxman, Kepala Komite Industri Teknologi Informasi (ITI) yang mewakili raksasa teknologi seperti Meta, Google, dan operator data center Equinix.