Tampang.com | Kehadiran teknologi deepfake telah menimbulkan kekhawatiran besar terkait disinformasi yang masif di dunia digital, termasuk meningkatnya modus penipuan. Penyalahgunaan deepfake dapat memanipulasi gambar dan video secara realistis, sehingga menimbulkan kebingungan serta ancaman terhadap kepercayaan publik.
Founder & Group CEO VIDA, Niki Luhur, mengungkapkan bahwa perusahaannya telah mengembangkan platform teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) untuk mengantisipasi penipuan identitas menggunakan deepfake. Platform ini mengandalkan beberapa mode deteksi untuk mengidentifikasi keaslian sebuah foto atau video yang mungkin telah dimanipulasi.
Dengan kemampuan identifikasi yang tinggi, teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan data dan melindungi pengguna dari penyalahgunaan informasi pribadi.
"Teknik enkripsi dari HP yang asli digunakan untuk memastikan sumber data tidak dimanipulasi di tengah jalan. Ini bukan hanya soal AI, tetapi juga penggunaan enkripsi untuk memastikan data tidak digandakan atau dimanipulasi," jelas Niki dalam acara CNBC Indonesia Tech and Telco Summit 2025, Jumat (21/2/2025).