Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, tengah menghadapi tantangan besar dalam membangun dan menjaga ekosistem kabel bawah laut yang menjadi tulang punggung konektivitas digital nasional. Meskipun saat ini Indonesia telah dikelilingi oleh sekitar 55 ribu kilometer kabel laut, angka ini masih jauh dari cukup untuk mengimbangi pertumbuhan lalu lintas internet yang terus melesat.
Menurut Bonifasius Wahyu Pudjianto, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), kebutuhan akan infrastruktur kabel laut akan terus meningkat seiring dengan melesatnya permintaan internet global. Dalam acara Penandatanganan Komitmen Bersama Subsea Connectivity Ecosystem Development di Jakarta pada Kamis, 26 Juni 2025, Bonifasius menjelaskan analoginya.
“Bayangkan lalu lintas internet seperti jalan raya, makin ramai, makin lebar jalannya harus disiapkan. Sama halnya dengan jaringan internet, butuh kabel laut yang memadai,” ujarnya.
Internet Lemot? Kabel Laut Salah Satunya
Saat ditanya apakah lambatnya koneksi internet di Indonesia disebabkan oleh kekurangan kabel laut, Bonifasius tidak memberi jawaban mutlak. Menurutnya, lambatnya internet dipengaruhi banyak faktor, namun ia menekankan pentingnya konektivitas antar pulau, mengingat Indonesia terdiri dari lebih dari 17 ribu pulau.
“Kita ini negara kepulauan. Kabel laut adalah solusi terbaik untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut. Kita tidak boleh sampai terisolasi,” lanjutnya.
Kabel laut berfungsi sebagai penghubung utama antarwilayah dan juga penghubung internasional. Keberadaan cabang-cabang kabel laut sangat vital untuk menjamin Indonesia tetap terkoneksi secara global.
Bukan Hanya Kabel, Talenta Digital Pun Minim
Namun, persoalan ekosistem kabel laut tidak hanya berhenti pada ketersediaan infrastruktur. Indonesia juga mengalami kekurangan signifikan dalam hal sumber daya manusia (SDM) digital, terutama yang memiliki keahlian khusus di bidang kelautan dan teknologi komunikasi bawah laut.