Langkah ini menambah daftar panjang konflik dagang yang melibatkan sektor teknologi, yang sebelumnya juga menyentuh produk-produk lain seperti laptop dan baterai lithium-ion. Padahal, tiga produk inilah yang selama ini menjadi andalan ekspor China ke AS.
Di sisi lain, ekspor utama AS ke China justru berasal dari sektor energi dan pertanian, seperti gas cair, minyak mentah, kacang kedelai, dan alat pembuat semikonduktor. Ketidakseimbangan ini turut memperkeruh hubungan perdagangan kedua negara.
Trump Kritik Produksi di Luar Negeri: Realistis atau Sekadar Wacana?
Kebijakan relokasi produksi Apple ke negara-negara Asia Tenggara rupanya juga mendapat sorotan dari Donald Trump. Ia secara terbuka mengkritik langkah tersebut dan mendorong Apple untuk membawa kembali produksi iPhone ke tanah Amerika. Namun, banyak pakar menilai hal itu sulit diwujudkan.
Produksi iPhone di AS akan membutuhkan investasi masif dalam infrastruktur, sumber daya manusia, dan teknologi manufaktur yang belum siap secara menyeluruh. Selain itu, selama ini iPhone memang belum pernah diproduksi secara penuh di Amerika, menjadikan wacana Trump sebagai sesuatu yang ambisius tapi tidak praktis dalam jangka pendek.