Indonesia – Dunia teknologi kembali dikejutkan dengan kabar mengejutkan dari raksasa chip dunia, Intel. CEO baru Intel, Lip-Bu Tan, mengumumkan restrukturisasi besar-besaran yang akan berdampak pada ribuan karyawan. Tan, yang baru saja mengambil alih kepemimpinan, menyatakan bahwa langkah ini sangat penting demi masa depan perusahaan.
Dalam surat internal kepada seluruh pegawai, Tan menegaskan bahwa reorganisasi adalah langkah krusial untuk memperbaiki efisiensi operasional perusahaan. Ia menyoroti ketatnya persaingan industri semikonduktor dan berbagai tantangan eksternal yang membuat Intel harus bergerak cepat dan strategis.
Meskipun jumlah pasti karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak disebutkan secara resmi, laporan Bloomberg mengungkapkan bahwa Intel berencana memangkas hingga 20% dari total tenaga kerjanya. Dengan jumlah karyawan mencapai 108.900 orang pada akhir 2024, berarti sekitar 21.780 orang akan terdampak. Proses pemangkasan ini dimulai pada kuartal kedua 2025 dan akan berlangsung cepat dalam beberapa bulan ke depan.
Restrukturisasi demi Efisiensi dan Pertumbuhan Jangka Panjang
Dalam suratnya, Tan menulis bahwa Intel harus berani menghadapi tantangan dengan tindakan nyata. Menurutnya, hanya dengan bertindak cepat, perusahaan bisa kembali ke jalur pertumbuhan berkelanjutan.
Langkah tegas ini diumumkan bersamaan dengan rilis laporan keuangan kuartal pertama 2025. Meskipun kinerja keuangan tercatat cukup baik, Tan mengingatkan bahwa situasi ekonomi global saat ini semakin tidak stabil dan penuh ketidakpastian. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengambil langkah proaktif untuk mengantisipasi risiko ke depan.
Dalam upaya efisiensi, Tan menargetkan pengeluaran operasional non-GAAP Intel pada 2025 turun menjadi US$17 miliar, dibandingkan target sebelumnya US$17,5 miliar. Pada 2026, target pengeluaran akan dipangkas lebih lanjut menjadi US$16 miliar. Pengurangan biaya ini diharapkan dapat memperkuat fondasi keuangan Intel dan mempercepat investasi di area-area strategis.