AS telah menerapkan pembatasan ekspor kepada chip kecerdasan buatan (AI) ke China dua tahun lalu, dengan alasan keamanan nasional dan militernya. Hal ini sebagai upaya untuk mencegah perusahaan China seperti Huawei memperoleh, merancang, atau memproduksi semikonduktor canggih yang dapat digunakan dalam kepentingan militernya. Namun, China telah berusaha menghindari pembatasan tersebut dengan menggunakan layanan cloud dari perusahaan seperti Amazon untuk mengakses chip AS yang canggih dan kemampuan AI.
Sementara AS membatasi ekspor chip, Taiwan juga memiliki kontrol ekspor sendiri untuk mencegah chip canggih dibuat di China. Pemerintah Taiwan sangat serius dalam memastikan kepatuhan terhadap aturan AS guna menghindari konflik dan sanksi internasional. Dalam kasus ini, tindakan TSMC untuk menangguhkan pengiriman kepada klien yang menggunakan chip untuk produk Huawei merupakan langkah strategis yang diambil untuk mematuhi regulasi internasional yang berlaku.
Dampak dari kontroversi ini juga dapat terlihat dari reaksi Taiwan yang langsung melakukan blokir total terhadap pengiriman chip ke Huawei setelah adanya temuan yang melibatkan TSMC. Tindakan ini dapat menjadi sinyal kuat bahwa Taiwan tidak akan mentolerir penggunaan produknya untuk kepentingan perusahaan di Tiongkok Daratan, terutama dalam situasi yang berpotensi menimbulkan ketegangan dengan AS. Keberlangsungan kerjasama perdagangan dan aturan ekspor menjadi perhatian utama dalam konteks ini.