Tampang

Harga PlayStation Plus Melonjak! Apa Hubungannya dengan Perang Tarif AS dan Ekonomi Global?

25 Apr 2025 10:53 wib. 35
0 0
Harga PlayStation Plus Melonjak! Apa Hubungannya dengan Perang Tarif AS dan Ekonomi Global?
Sumber foto: iStock

Berlaku Bertahap: Siapa yang Langsung Terdampak?

Pelanggan yang saat ini masih memiliki langganan aktif tidak langsung terkena dampak kenaikan harga ini. Penyesuaian baru akan berlaku pada saat siklus penagihan berikutnya, yaitu pada atau setelah 24 Juni 2025. Namun, jika pengguna melakukan perubahan keanggotaan—baik itu upgrade, downgrade, maupun penambahan masa berlangganan setelah 16 April 2025—maka harga baru otomatis berlaku.

Langkah ini diambil untuk memberikan transisi yang lebih halus bagi pelanggan yang sudah terlanjur membayar dengan harga lama. Meskipun begitu, tetap saja perubahan ini menjadi pukulan tersendiri, terutama bagi gamer yang terbiasa menikmati layanan premium dengan harga terjangkau.

Rincian Kenaikan Harga di Indonesia

Berikut adalah rincian lengkap kenaikan harga langganan PlayStation Plus di Indonesia untuk setiap kategori layanan:

PlayStation Plus Essential

  • 1 Bulan: dari Rp 89.000 menjadi Rp 126.000

  • 3 Bulan: dari Rp 229.000 menjadi Rp 331.000

  • 12 Bulan: dari Rp 709.000 menjadi Rp 1.010.000

PlayStation Plus Extra

PlayStation Plus Deluxe

  • 1 Bulan: dari Rp 155.000 menjadi Rp 221.000

  • 3 Bulan: dari Rp 435.000 menjadi Rp 632.000

  • 12 Bulan: dari Rp 1.395.000 menjadi Rp 1.990.000

Kenaikan ini tentu cukup signifikan, dengan peningkatan harga mencapai 30–40% di hampir semua jenis langganan.

Dampak Perang Tarif pada Industri Hiburan Digital

Kebijakan tarif impor dari AS terhadap negara-negara mitranya bukan hanya memengaruhi barang fisik, tetapi juga layanan digital seperti langganan streaming, game, dan perangkat lunak lainnya. Seiring meningkatnya biaya distribusi dan produksi, perusahaan multinasional seperti Sony akhirnya harus menyesuaikan strategi harga mereka agar tetap bertahan dalam kondisi pasar yang menekan.

Kondisi ini diperparah dengan fluktuasi nilai tukar mata uang di kawasan Asia Tenggara, termasuk rupiah yang terus bergejolak terhadap dolar AS. Akibatnya, beban biaya operasional meningkat dan akhirnya dibebankan kepada konsumen dalam bentuk kenaikan harga langganan.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?