Meskipun fitur ini dipasarkan sebagai "eksperimental" dan tidak untuk penggunaan produksi, dampaknya terhadap industri fotografi dan seni visual bisa sangat besar. Bagi para fotografer dan seniman yang sering menggunakan watermark untuk melindungi karya mereka, kehadiran teknologi ini tentunya menjadi sumber kekhawatiran.
Watermark berfungsi sebagai identitas visual milik seniman, memastikan bahwa karya mereka diakui dan dihargai dengan layak oleh pembeli potensial. Jika pengguna internet bisa dengan mudah menggunakan teknologi ini untuk menghapus tanda air, bagaimana nasib para fotografer dalam memperoleh penghasilan dari karya-karya mereka?
Penting untuk dicatat bahwa menghapus watermark tanpa izin dari pemilik karya merupakan pelanggaran hak cipta. Di banyak yurisdiksi, termasuk Amerika Serikat, melanggar hak cipta bisa mengakibatkan konsekuensi hukum yang serius. Oleh karena itu, tantangan etis dan legal dari fitur seperti Gemini 2.0 Flash ini harus diperhatikan dengan matang.
Menelisik lebih dalam, kita mungkin menemukan bahwa fitur-fitur seperti ini bisa membuka jalan bagi inovasi yang lebih besar di masa depan. Dalam konteks pasar seni dan gambar, bagaimana seniman dapat melindungi kreasi mereka di tengah kemajuan teknologi yang demikian pesat? Apakah langkah-langkah baru diperlukan untuk melindungi hak cipta, atau akankah industri menemukan cara baru untuk menyesuaikan diri dengan realitas baru ini?
Selain itu, di sektor industri kreatif yang lebih luas, penggunaan AI dalam mengedit gambar bisa membawa perubahan signifikan dalam cara orang berinteraksi dengan seni visual. Misalnya, desainer grafis, pembuat konten, hingga pemasar, mungkin akan mendapatkan banyak keuntungan dari kemampuan ini untuk menciptakan gambar yang lebih memungkinkan dengan kualitas tinggi. Namun, soal hak cipta dan pengakuan karya tetap menjadi bagian integral yang tidak boleh diabaikan.