Seorang mantan karyawan OpenAI yang juga merupakan peneliti, Suchir Balaji, baru-baru ini mengungkapkan berbagai hal terkait bekas perusahaannya beberapa minggu sebelum kepergiannya yang tragis pada akhir November tahun lalu. Balaji membocorkan informasi terkait ketertarikannya terhadap kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan juga pandangannya terhadap penggunaan data yang dilakukan oleh OpenAI.
Menurut Balaji, minatnya terhadap AI sudah dimulai sejak usia remaja. Baginya, teknologi AI memiliki potensi besar dalam menyelesaikan permasalahan yang kompleks yang dihadapi manusia.
"Saya pikir AI bisa memecahkan masalah yang tidak dapat dipecahkan, seperti menyembuhkan penyakit dan menghentikan penuaan. Saya pikir kita bisa menciptakan semacam ilmuwan yang bisa membantu menyelesaikannya," ujar Balaji kepada New York Times, yang dikutip NDTV pada Senin (16/12/2024).
Selama bekerja di OpenAI, Balaji secara konsisten menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap praktek-praktek yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dia dengan tegas menentang cara OpenAI menggunakan data berhak cipta tanpa izin pemiliknya ketika menciptakan teknologi AI.