Sejak keluar dari OpenAI pada bulan Agustus sebelumnya, Balaji terus melakukan pengamatan dan kritik terhadap perusahaan tempatnya dulunya bekerja. Dia secara terbuka menyuarakan keprihatinannya terkait masalah legalitas penggunaan data oleh OpenAI, terutama terkait penyalahgunaan hak cipta dalam pembuatan teknologi AI.
Tidak hanya itu, Balaji juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap peluncuran ChatGPT pada akhir tahun 2022. Menurutnya, teknologi seperti ChatGPT merusak ekosistem internet dengan memanfaatkan data yang memiliki hak cipta, bahkan dilakukan tanpa izin yang sesuai.
ChatGPT dianggap bergantung pada karya orang lain, karena dilatih menggunakan materi yang memiliki hak cipta yang diambil dari internet tanpa izin. Hal ini menurutnya tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga tidak sesuai dengan keberlanjutan ekosistem internet secara keseluruhan.
Dalam pengakuan yang ditulis di website pribadinya, Balaji juga menyatakan bahwa mereplikasi materi dengan hak cipta dalam teknologi AI dapat menyebabkan pelanggaran hukum jika tidak dilindungi dengan penggunaan yang sesuai.