“Kerja dari rumah tapi tetap merasa diawasi 24 jam, ini bukan solusi produktif, tapi bentuk ketidakpercayaan,” ujar Dita Larasati, peneliti kebijakan ketenagakerjaan digital.
Minim Regulasi, Celah Eksploitasi
Hingga kini belum ada regulasi yang mengatur batas penggunaan teknologi pengawasan karyawan di Indonesia. Akibatnya, sebagian perusahaan menggunakan software pemantau tanpa transparansi atau persetujuan dari pegawai.
Tekanan Mental dan Ancaman Resign Massal
Laporan dari beberapa komunitas pekerja menunjukkan peningkatan keluhan burnout dan stres akibat pemantauan berlebihan. Sebagian bahkan memilih mengundurkan diri karena merasa tidak dihargai sebagai individu, melainkan hanya data kerja yang dipantau mesin.