Gejolak di pasar global yang dipicu oleh startup kecerdasan buatan asal China, DeepSeek, telah menciptakan volatilitas di sektor aset digital. Pertanyaan pun bermunculan mengenai prospek kripto setelah lonjakan harga yang terjadi tahun lalu.
Saat ini, Bitcoin mengalami sedikit pelemahan sebesar 0,1% dalam 24 jam terakhir hingga pukul 15.01 waktu Indonesia, dengan harga berada di angka US$102.673. Secara mingguan, nilai Bitcoin turun 2,6%, menunjukkan tren negatif dalam pergerakan pasar.
Nasdaq 100, yang merupakan indeks saham teknologi Amerika Serikat, sempat tertekan namun mulai kembali pulih. Sementara itu, token seperti Ether dan Solana mengalami tekanan yang lebih dalam. Ether turun 1,2% dibandingkan hari sebelumnya menjadi US$3.155 dan mencatat penurunan 4,6% secara mingguan. Solana juga mengalami pelemahan sebesar 1,7% dalam sehari dan turun hingga 8,6% dibandingkan minggu lalu, dengan nilai bertahan di US$234,36.
Kesuksesan DeepSeek yang tiba-tiba melonjak memperlihatkan meningkatnya persaingan AI dari China, yang pada gilirannya menimbulkan kekhawatiran terhadap valuasi saham teknologi AS. Saham-saham yang selama ini mendominasi inovasi teknologi kini menghadapi tantangan baru dari rival China.
Kekhawatiran terhadap kripto juga semakin meningkat karena potensi dampak terhadap semangat spekulatif di pasar. Apalagi, kebijakan eksekutif Presiden Donald Trump yang mendukung regulasi aset digital belum mampu memberikan dorongan signifikan bagi Bitcoin.