Data-data dari Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI dibobol oleh peretas. Dugaan peretasan itu diunggah akun X (Twitter), FalconFeedsio, Senin (24/6/2024). Unggahan FalconFeedsio tersebut disertai entitas dari peretas, yakni MoonzHaxor. Dalam unggahan di Breach Forums, MoonzHaxor ingin menjual data Bais TNI berukuran 773 kilobyte (kB) dengan harga 1.000 dollar AS, sedangkan file berukuran 33,7 gigabyte (GB) dengan Harga 7.000 dollar AS.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen R Nugraha Gumilar mengatakan, data yang diretas merupakan data-data lama.“Data yang diretas adalah data lama yang baru dirilis tahun 2024 (oleh peretas),” ujar Gumilar
Insiden ini menimbulkan kekhawatiran serius karena data yang bocor tersebut termasuk informasi sensitif tentang prajurit TNI, yang rentan dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal ini juga menunjukkan betapa kerentanan sistem keamanan informasi, terutama di lingkungan militer.
Dalam insiden ini, diketahui bahwa peretas berhasil mendapatkan akses ke data Bais TNI, yang seharusnya menjadi salah satu database paling aman di Indonesia. Data yang bocor mencakup nama prajurit, satuan tempur, NRP (Nomor Registrasi Pokok), hingga informasi pribadi lainnya. Seriusnya, hal ini bukan hanya memengaruhi privasi prajurit TNI, namun juga bisa membahayakan keamanan nasional.