Byju, startup perusahaan edutech asal India, mengalami penurunan nilai yang signifikan di pasar saham. Salah satu investor utamanya, Prosus, bahkan telah kehilangan seluruh nilai investasinya di startup tersebut. Pada Januari 2024, Byju mencapai valuasi US$ 22 miliar (sekitar Rp 360 triliun), tetapi kini saham perusahaan tersebut tidak lagi memiliki nilai.
Prosus, sebagai investor teknologi global, memiliki kepemilikan sebesar 9,6% di Byju. Saham Prosus di Byju sempat bernilai US$ 2,1 miliar (sekitar Rp 34 triliun) saat valuasi Byju mencapai puncaknya. Namun, dalam laporan kuartalannya yang terbaru, Prosus menyatakan bahwa saham mereka di Byju kini tidak memiliki nilai.
Chief Investment Officer Prosus, Ervin Tu, masih menyimpan harapan bahwa Byju dapat pulih dari keterpurukannya dengan melakukan perubahan dalam tata kelola perusahaan. Byju, yang berfokus pada pendidikan di Asia Selatan dan Timur Tengah, kini menghadapi berbagai masalah keuangan dan tata kelola.
Permasalahan di Byju mulai terungkap ketika perusahaan secara terus-menerus menunda publikasi laporan keuangan. Saat akhirnya laporan keuangan tersebut dirilis, pendapatan Byju jauh di bawah proyeksi.