Sebuah kontroversi besar melanda perusahaan asuransi United Healthcare (UHC) setahun sebelum CEO mereka, Brian Thompson, ditembak mati di depan hotel. Pada November 2023, pewaris dua orang pemilik premi asuransi UHC mengajukan gugatan terhadap perusahaan tersebut. Mereka menuduh UHC menggunakan algoritma kecerdasan buatan (AI) bernama nH Predict untuk menolak dan bahkan merevisi klaim asuransi yang sebelumnya telah disetujui oleh dokter. Algoritma ini memiliki tingkat kesalahan (error) yang tinggi, mencapai hingga 90 persen, yang menyebabkan klaim asuransi ditolak secara tidak adil.
Gugatan ini menimbulkan kemarahan publik atas praktik penolakan klaim asuransi yang dilakukan oleh UHC. Selain itu, muncul spekulasi bahwa motif pembunuhan CEO UHC mungkin terkait dengan kemarahan terhadap praktek asuransi perusahaan tersebut. Identitas pembunuh Thompson dan motifnya hingga saat ini masih menjadi misteri. Beberapa laporan menyebutkan bahwa kata-kata "ditolak", "bertahan", dan "digulingkan" dituliskan di selongsong peluru yang digunakan untuk menembak bos asuransi tersebut.