Kekayaan hayati Indonesia sendiri mencakup lebih dari 30 ribu spesies tanaman, ribuan spesies hewan, dan mikroorganisme yang masih belum seluruhnya diteliti. Ini menjadikan Indonesia sebagai ladang emas bagi riset dan pengembangan bioteknologi. Namun, tantangan tetap ada, mulai dari keterbatasan dana riset, kebutuhan kolaborasi lintas sektor, hingga regulasi yang belum sepenuhnya mendukung percepatan inovasi.
Meski demikian, berbagai pakar meyakini bahwa dengan dukungan kebijakan pemerintah, investasi riset yang konsisten, serta sinergi antara akademisi dan industri, Indonesia bisa menjelma menjadi salah satu pusat kekuatan bioteknologi dunia. Tidak hanya untuk kepentingan ekonomi nasional, tetapi juga untuk kontribusi terhadap solusi global dalam bidang pangan, kesehatan, dan lingkungan.
Dalam konteks global yang semakin rentan terhadap krisis pangan dan bencana ekologis, pendekatan berbasis sains seperti bioteknologi menjadi sangat strategis. Indonesia yang kaya akan biodiversitas, memiliki peluang yang tidak dimiliki oleh banyak negara lain. Kunci utamanya adalah kemauan politik, investasi berkelanjutan, dan kolaborasi yang terbuka.
Dengan inovasi yang terus berkembang, bukan tidak mungkin Indonesia akan memainkan peran penting dalam peta industri bioteknologi internasional. Inilah saatnya untuk tidak hanya menjadi negara konsumen teknologi, tetapi juga pencipta inovasi kelas dunia yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat dan planet.