Geoffrey Hinton juga menyatakan bahwa bahaya yang ada disebabkan oleh perlombaan antara perusahaan teknologi untuk menjadi yang terdepan dalam inovasi AI. Dalam tiap inovasi baru, risiko dan penanggulangannya seharusnya menjadi perhatian utama. Namun, perusahaan-perusahaan tersebut sering kali hanya fokus pada tujuan menghadirkan AI secara cepat, yang didorong oleh obsesi untuk mendominasi pasar dan memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.
Selain itu, Hinton juga menyampaikan keprihatinannya mengenai potensi AI yang bisa menjadi lebih pintar daripada manusia di masa depan. Dia menegaskan bahwa hal ini akan menjadi ancaman serius terhadap perkembangan manusia ke depan, terutama jika tidak ada regulasi dan pengawasan yang tepat terkait perkembangan AI.
"Dalam jangka waktu yang lebih cepat, AI bisa menjadi lebih cerdas daripada manusia. Banyak orang meyakini bahwa butuh waktu 30 hingga 50 tahun lagi untuk hal tersebut menjadi kenyataan. Saya sendiri dulunya juga percaya hal tersebut. Namun, sekarang pandangan saya telah berubah," ungkap Hinton.
Geoffrey Hinton yang dulunya bekerja di Google, termasuk dalam pengembangan produk AI perusahaan tersebut selama satu dekade, juga menegaskan bahwa kekhawatiran yang dia sampaikan tidak dimaksudkan sebagai kritik terhadap perusahaan tempatnya bekerja dahulu.