Keberhasilan ini membuktikan bahwa Alibaba masih memiliki daya saing tinggi di tengah gempuran kompetitor. Selain itu, perusahaan juga mengumumkan rencana investasi besar-besaran dalam teknologi kecerdasan buatan (AI) dan komputasi cloud untuk memperkuat bisnisnya di masa depan.
AI dan E-Commerce Jadi Fokus Baru
Dalam strategi terbarunya, Alibaba menegaskan komitmennya untuk berinvestasi lebih besar pada kecerdasan buatan (AI) dan e-commerce. CEO Alibaba, Eddie Wu, menyatakan bahwa AI akan membawa peluang transformasi industri yang hanya terjadi sekali dalam beberapa dekade. Oleh karena itu, Alibaba akan mengalokasikan investasi signifikan dalam AI dan teknologi komputasi cloud selama tiga tahun ke depan.
Sebagai bagian dari ekspansi di bidang AI, Alibaba juga menjalin kerja sama dengan Apple untuk mengembangkan sistem AI Apple Intelligence di iPhone yang dijual di China. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi Alibaba dalam industri teknologi global dan semakin memperluas pengaruhnya dalam ekosistem AI.
Selain itu, Alibaba baru-baru ini meluncurkan peningkatan pada sistem AI Qwen miliknya. Menurut perusahaan, versi terbaru AI Qwen mampu mengungguli model AI DeepSeek V3 yang dirilis akhir Januari lalu. Ini menandakan bahwa Alibaba semakin serius dalam pengembangan AI dan berusaha menjadi pemain utama dalam industri ini.
Tantangan yang Masih Menghadang
Meski mengalami kebangkitan, Alibaba masih harus menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah persaingan ketat di industri e-commerce, terutama dari pesaing domestik seperti JD.com dan Pinduoduo yang terus berkembang pesat. Selain itu, regulasi dari pemerintah China tetap menjadi faktor yang perlu diperhatikan, mengingat industri teknologi di negara tersebut masih berada di bawah pengawasan ketat.