Membanjiri Ruang Publik Digital
Riset dari lembaga digital forensik mencatat bahwa lebih dari 20% percakapan soal isu-isu sensitif di Twitter/X Indonesia tahun 2025 berasal dari akun otomatis. Topik yang sering diangkat antara lain soal politik, agama, dan isu kebijakan pemerintah.
“Bayangkan jika ruang publik digital kita dibanjiri opini buatan mesin. Ini bukan hanya soal informasi palsu, tapi manipulasi massal,” jelas Damar.
Demokrasi Digital Terancam
Maraknya akun palsu juga berdampak pada demokrasi. Banyak warganet mulai merasa skeptis terhadap diskusi daring, kehilangan kepercayaan pada opini mayoritas, hingga enggan berpartisipasi.
“Kalau suara publik dibentuk oleh mesin, bagaimana kita bisa bicara soal demokrasi digital yang sehat?” tanya Risa Amelinda, pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia.