Kasus-Kasus Pencurian Besar di Tahun 2024
Sepanjang tahun 2024, sejumlah pencurian kripto besar yang diduga dilakukan oleh kelompok Lazarus menjadi perhatian dunia. Salah satu kasus terbesar adalah pembobolan WazirX, platform pertukaran kripto terbesar di India, di mana mereka berhasil mencuri sekitar US$235 juta (Rp3,8 triliun).
Serangan ini terjadi pada bulan Juli dan menjadi salah satu pencurian kripto terbesar dalam sejarah negara tersebut.
Selain itu, Lazarus juga bertanggung jawab atas serangan terhadap beberapa platform besar lainnya, seperti:
- DMM Jepang, yang mengalami kerugian hingga US$308 juta (Rp5 triliun).
- Upbit dan Radiant Capital, masing-masing kehilangan US$50 juta (Rp814 miliar).
- Rain Management, dengan kerugian mencapai US$16,13 juta (Rp262,8 miliar).
Kerugian besar yang dialami oleh platform-platform ini menunjukkan betapa rentannya industri cryptocurrency terhadap ancaman siber, terutama dari kelompok yang memiliki dukungan negara.
Peran Korea Utara dalam Peretasan Kripto
Laporan dari Amerika Serikat sebelumnya memperkirakan bahwa Korea Utara telah mencuri cryptocurrency senilai US$3 miliar (Rp48,8 triliun) dalam periode antara 2017 hingga 2023. Uang hasil curian tersebut diduga digunakan untuk mendanai program senjata nuklir negara tersebut.
Hal ini menambah dimensi geopolitik pada aksi peretasan, karena dana tersebut dapat memperkuat kemampuan militer Korea Utara, yang sudah menjadi perhatian internasional.