Ketika para ahli keamanan cyber meneliti lebih lanjut, mereka mengungkap bahwa kebocoran tersebut merupakan kompilasi pelanggaran data yang dikumpulkan dari tahun 2021 hingga 2024. Hal ini menunjukkan bahwa kebocoran data ini tidak hanya bersifat terisolasi, melainkan merupakan serangkaian kebocoran yang terjadi selama beberapa tahun terakhir. Dengan demikian, tidak hanya 10 miliar password yang terancam, tetapi juga jutaan informasi pribadi lainnya yang dapat dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dampak dari kebocoran data sebesar ini sangat luas. Selain potensi pencurian identitas dan penipuan online, kebocoran ini dapat mengancam keamanan infrastruktur digital, termasuk sistem pembayaran online, data kesehatan, dan bahkan sistem keamanan nasional. Bisnis-bisnis besar yang bergantung pada keamanan data dan privasi pelanggan mereka juga akan menghadapi tantangan besar dalam mengatasi potensi kerugian dan reputasi.