Karier profesional Armstrong dimulai di perusahaan-perusahaan besar seperti IBM dan Deloitte sebagai pengembang perangkat lunak dan konsultan. Namun, semuanya berubah ketika ia bergabung dengan Airbnb sebagai insinyur perangkat lunak. Di sinilah, minatnya terhadap teknologi blockchain dan Bitcoin mulai tumbuh, yang akhirnya membawanya mendirikan Coinbase pada tahun 2012 bersama Fred Ehrsam.
Coinbase, perusahaan yang dipimpin oleh Armstrong, awalnya didirikan untuk memecahkan masalah pembayaran di berbagai negara berkembang. Armstrong melihat potensi Bitcoin sebagai solusi dan mengembangkan perangkat lunak yang memungkinkan pembelian dan penyimpanan mata uang kripto. Dengan bergabungnya Coinbase dengan akselerator startup Y Combinator dan mendapat investasi awal sebesar $150.000, perusahaan ini pun menjadi sebuah platform pertukaran kripto terkemuka di dunia.
Sejak berdiri, Coinbase terus berkembang pesat dengan berbagai fitur canggih seperti Coinbase Pro, pasar NFT, hingga blockchain layer 2, Base. Pada tahun 2021, Coinbase mencatat sejarah sebagai perusahaan kripto pertama yang go public di bursa saham Nasdaq, dengan valuasi mencapai $85 miliar.
Kekayaan pribadi Armstrong mencapai sekitar $7,6 miliar menurut Forbes, dengan kebanyakan asetnya berasal dari saham yang ia miliki di Coinbase. Prestasinya juga diakui melalui berbagai penghargaan di dunia teknologi, seperti masuk dalam daftar “40 Under 40” versi Fortune dan “Daftar 100 Next” majalah Time.
Selain kesuksesan di dunia bisnis, Brian Armstrong juga dikenal sebagai seorang filantropis. Komitmennya untuk menyumbangkan sebagian kekayaannya demi tujuan kemanusiaan ditandai dengan menandatangani “The Giving Pledge” dan mendirikan GiveCrypto.org, sebuah platform yang memungkinkan donasi kripto untuk membantu orang-orang yang hidup dalam kemiskinan.