Dari kisah ini, disadari bahwa hijrah bukan hanya masalah tuntutan syariat semata, namun juga kebutuhan jiwa dan rohani yang mendalam untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Lebih dari sekadar mengenakan cadar, hijrah juga menuntut perubahan dalam pikiran, tutur kata, dan perilaku, sehingga tercipta kebaikan yang hakiki dan berkelanjutan.
Dengan demikian, tindakan hijrah sejati perlu didorong oleh niatan tulus dan keinginan untuk benar-benar menjalankan perintah Allah SWT dengan sepenuh hati, bukan hanya sebagai formalitas semata. Jadi, mari jadikan kisah hijrah Kartika Putri dan nasihat bijak Habib Usman sebagai inspirasi untuk menjalani hijrah yang sejati dan tulus, semata-mata karena Allah SWT.