Atta juga menyatakan kekesalannya terhadap oknum-oknum yang sengaja menyebarkan konten hoaks demi keuntungan pribadi tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan. Meskipun begitu, dia tidak secara langsung menyebutkan niatannya untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang.
Insiden ini pun menimbulkan diskusi di kalangan masyarakat terutama terkait keberadaan bodyguard dalam pengawalan selebriti atau tokoh publik di tempat umum. Penggunaan bodyguard sebagai bentuk keamanan pribadi bukan jaminan untuk mengancam atau membatasi kebebasan pers.
Kita perlu menyadari peran penting media dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dalam kasus ini, tindakan intimidasi terhadap awak media di Polres Jakarta Selatan menimbulkan kekhawatiran akan kebebasan pers dan hak-hak jurnalistik.
Sebagai publik figur, Atta Halilintar juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga hubungannya dengan media dan masyarakat secara positif. Kritik dan pemberitaan, baik yang baik maupun yang buruk, juga merupakan bagian dari eksistensi seorang selebriti. Oleh karena itu, komunikasi yang terbuka dan sikap kooperatif dalam berinteraksi dengan media sangat penting untuk memperkuat citra publik dan mendukung hak-hak jurnalistik.