Ade sendiri mengaku terkejut saat mendengar kabar akan kematian anaknya. Terlebih lagi, selama proses konsultasi kehamilan, sang istri dan anak dalam kondisi sehat.
"Kami tidak bisa merasakan firasat apa-apa. Kami bahkan senang karena pada usia enam bulan, sang anak masih aktif dan memberikan respons dengan mengibaskan tangannya. Kami tidak pernah menyangka bahwa itu bisa menjadi pertanda kepergian dia," ungkapnya.
Kehilangan anak dalam kandungan merupakan sebuah tragedi yang sangat menyayat hati bagi pasangan yang sedang menantikan kelahiran. Dari sisi medis, kondisi seperti kehabisan air ketuban, terikatnya tali pusar, dan paparan virus toksoplasma dapat memberikan pemahaman lebih dalam terkait masalah kehamilan dan kesehatan ibu hamil. Studi-studi kasus semacam ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi para calon orangtua dan tenaga medis dalam penanganan kehamilan.
Kondisi Irene Maya Aurida Reny pasca-kehilangan anak juga mengingatkan kita akan betapa rapuhnya kehidupan dan betapa besar kekuatan seorang ibu dalam menghadapi cobaan ini. Sang istri, sebagai seorang perempuan yang sedang hamil, mungkin akan membutuhkan dukungan emosional dan fisik yang lebih intens dalam proses pemulihannya. Dengan demikian, dukungan dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk membantu Irene dalam menghadapi masa sulit ini.