Kritikus film Indonesia memuji “Pangku” karena kemampuannya menyampaikan cerita sederhana dengan emosi yang mendalam. Tidak ada efek dramatis berlebihan atau adegan yang terasa dipaksakan; semuanya hadir secara natural, membuat cerita terasa autentik dan dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.
Film ini juga membuka diskusi tentang isu sosial yang penting, seperti perjuangan ibu tunggal, kesenjangan sosial, dan tekanan psikologis anak-anak dalam sistem pendidikan. Dengan cara ini, “Pangku” berhasil menjadi lebih dari sekadar hiburan; film ini menjadi refleksi tentang kehidupan nyata dan emosi yang universal.
Dengan kombinasi cerita yang menyentuh, akting yang kuat, dan visual sinematik yang memukau, “Pangku” layak menjadi tontonan utama bagi mereka yang menyukai film drama emosional. Penonton tidak hanya diajak menonton, tetapi juga merasakan, merenung, dan mengambil inspirasi dari perjuangan karakter utama.
Kesimpulannya, “Pangku” adalah film yang bisa membuat penonton tersenyum, menangis, dan merenung sekaligus. Film ini menegaskan bahwa cinta seorang ibu dan ketabahan dalam menghadapi hidup adalah tema yang selalu relevan dan kuat, mampu menyentuh hati siapa pun yang menontonnya.