5. Mengutamakan Upaya Damai dan Rekonsiliasi
Dalam fiqh, penyelesaian konflik dengan cara damai dan rekonsiliasi merupakan prinsip yang sangat dihargai. Gus Baha mengajarkan bahwa dalam konflik keluarga, penting untuk mengutamakan upaya damai, menghindari konfrontasi yang berlebihan, dan mencari jalan tengah yang dapat diterima oleh semua pihak. Upaya untuk memperbaiki hubungan dan mencapai rekonsiliasi menunjukkan komitmen untuk menjaga keharmonisan keluarga dan menghindari perpecahan yang lebih besar.
6. Mempertimbangkan Konteks dan Situasi
Setiap konflik keluarga memiliki konteks dan situasi yang unik, dan fiqh mengajarkan bahwa solusi harus mempertimbangkan hal ini. Gus Baha sering menekankan bahwa penting untuk menilai situasi secara holistik, termasuk latar belakang, kondisi emosional, dan kebutuhan setiap pihak yang terlibat. Dengan mempertimbangkan konteks spesifik, keputusan yang diambil akan lebih relevan dan efektif dalam menyelesaikan masalah.