Media sosial juga menjadi sarang bagi konten negatif dan provokatif yang dapat menimbulkan perpecahan dan konflik. Beberapa individu atau kelompok mungkin menggunakan media sosial untuk menyebarkan kebencian, fitnah, atau pandangan ekstremis. Pendakwah harus waspada terhadap konten-konten semacam ini dan berusaha untuk memberikan klarifikasi serta pesan yang menenangkan.
3. Ketergantungan pada Teknologi
Penggunaan media sosial untuk dakwah juga membuat pendakwah dan audiens menjadi lebih bergantung pada teknologi. Jika terjadi gangguan teknologi atau kebijakan yang membatasi penggunaan media sosial, maka penyebaran dakwah bisa terhambat. Oleh karena itu, penting untuk tetap menjaga keseimbangan antara dakwah digital dan dakwah konvensional.
4. Kurangnya Interaksi Fisik
Meskipun media sosial memungkinkan interaksi online, namun interaksi fisik tetap memiliki kelebihan tersendiri. Kehadiran fisik dalam majelis taklim atau kegiatan keagamaan memberikan pengalaman spiritual yang lebih mendalam dan ikatan sosial yang lebih kuat. Dakwah melalui media sosial harus dilengkapi dengan kegiatan offline untuk mencapai hasil yang optimal.
5. Etika dalam Berdakwah
Pendakwah di media sosial harus selalu menjaga etika dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah. Penyampaian yang santun, menghormati perbedaan pendapat, dan menghindari debat yang tidak konstruktif adalah kunci untuk menjaga keharmonisan dan kesantunan dalam berdakwah.