Metode pembelajaran utama yang digunakan adalah metode bandongan dan sorogan. Dalam metode bandongan, seorang kyai atau ustaz membaca dan menjelaskan isi kitab di hadapan santri yang mendengarkan dan mencatat penjelasan. Sementara itu, dalam metode sorogan, santri secara individu membaca dan mengartikan teks di hadapan kyai, yang kemudian memberikan koreksi dan penjelasan tambahan.
Kitab Kuning biasanya ditulis dalam bahasa Arab dengan teks yang cukup padat dan memerlukan penjelasan rinci. Oleh karena itu, kyai memainkan peran penting dalam menerjemahkan, menjelaskan, dan mengontekstualisasikan isi kitab sehingga dapat dipahami oleh santri.
Kitab-Kitab Kuning yang Populer di Pesantren
Beberapa Kitab Kuning yang paling populer dan sering dipelajari di pesantren Indonesia antara lain:
1. Kitab Fathul Mu'in: Sebuah kitab fikih karya Syekh Zainuddin Al-Malibari yang menjadi rujukan utama dalam mazhab Syafi'i.
2. Kitab Al-Hikam: Sebuah kitab tasawuf karya Ibnu 'Atha'illah Al-Iskandari yang berisi nasehat-nasehat spiritual.
3. Kitab Tafsir Jalalain: Sebuah kitab tafsir Al-Qur'an karya Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi yang menjadi rujukan utama dalam memahami tafsir Al-Qur'an.
4. Kitab Riyadhus Shalihin: Sebuah kitab hadis karya Imam Nawawi yang berisi kumpulan hadis-hadis pilihan tentang akhlak dan ibadah.
5. Kitab Al-Ajurumiyyah: Sebuah kitab nahwu karya Ibnu Ajurrum yang menjadi dasar pembelajaran tata bahasa Arab.
Peran Kitab Kuning dalam Pembentukan Karakter Santri