Setelah ihram, jamaah wajib berniat umroh dan mengambil miqat di tempat yang ditentukan. Pengambilan miqat untuk jamaah Indonesia biasanya di Bir Ali, Dzul Hulaifah dan Tan’im. Setelah ihram, jamaah wajib menjauhi semua larangan yang ditentukan.
Rukun kedua, thawaf, adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Putaran dimulai di Hajar Aswad dengan arah melawan jarum jam. Sehingga saat thawaf, Ka’bah selalu berada di sebelah kiri jamaah.
Doa yang dibaca saat tawaf bebas sesuai harapan tiap muslim. Setelah selesai mengelilingi Ka’bah disunnahkan shalat di belakang Maqam Ibrahim. Saat tawaf, jamaah dilarang berdesak-desakan atau mengganggu orang lain.
Di rukun yang ketiga ini, jamaah umroh berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwa. Sa’i sebaiknya dilakukan bersambung dengan tidak diselingi ngobrol, ke kamar mandi, atau kegiatan lain.
Usai thawaf dan sa’i, jamaah wajib menutup umroh dengan tahallul. Di tahap ini, jamaah mencukur sebagian rambut. Jamaah pria biasanya ada yang memilih botak, sedangkan wanita memilih mencukur sedikit rambut di balik hijab.
Tiap jamaah wajib melakukan semua rukun umroh sesuai urutan, tanpa ada yang terlewat. Semua kegiatan dilakukan dengan tenang, antri, tanpa mengganggu ibadah dan kenyamanan jamaah lain.
Dari kelima rukun umroh yang telah disebutkan di atas, perbedaan haji dan umroh terletak di pelaksanaan wukuf di Arafah. Dalam pelaksanaan haji terdapat rukun melaksanakan wukuf di Arafah. Wukuf di Arafah hanya dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah, atau pada saat musim haji. Sedangkan di umroh tidak melaksanakan wukuf di Arafah.