Peningkatan suhu udara di Arab Saudi juga menjadi perhatian serius selama pelaksanaan ibadah haji. Penyakit akibat cuaca panas seperti dehidrasi, heatstroke, atau kelelahan panas bisa membuat jemaah haji lebih rentan terhadap kecelakaan atau kondisi kesehatan yang memprihatinkan. Dampak dari cuaca panas ekstrem selama pelaksanaan ibadah haji juga menyulitkan fokus pada ibadah, karena para jemaah harus memperhatikan kondisi fisik mereka yang rentan terkena dampak negatif akibat cuaca. Langkah-langkah pencegahan perlu diperkuat agar resiko meninggal dunia atau kehilangan terus berkurang di masa mendatang.
Keberadaan payung atau tempat perlindungan dari sinar matahari juga sangat diperlukan saat teriknya cuaca saat pelaksanaan ibadah haji. Para jemaah haji banyak menggunakan payung sebagai bentuk perlindungan dari sinar matahari, namun hal ini belum mampu sepenuhnya mengurangi dampak cuaca panas ekstrem terutama bagi jemaah haji yang usianya lebih tua. Upaya-upaya untuk memberikan perlindungan lebih baik terhadap para jemaah haji perlulah terus dikembangkan agar para jemaah haji bisa menjalani ibadah dengan lebih nyaman dan aman. Kurangnya aklimatisasi terhadap panas, terutama bagi jemaah haji yang berasal dari negara dengan iklim lebih dingin, juga menyebabkan kerentanan yang lebih besar terhadap efek negatif cuaca panas.
Selain cuaca panas, kurangnya pengetahuan mengenai keamanan dan kesehatan selama pelaksanaan ibadah haji juga memberikan resiko tambahan bagi para jemaah haji. Diperlukan upaya-upaya edukasi dan informasi yang lebih intensif, baik sebelum keberangkatan menuju Arab Saudi maupun selama menjalani ibadah haji. Otoritas berkewajiban memberikan informasi dan bimbingan yang jelas kepada jemaah haji mengenai tindakan-tindakan pencegahan dan penanganan kondisi kesehatan yang diperlukan saat berhadapan dengan cuaca ekstrem.