Di tengah malam itulah ada waktu mustajabatu do’a (terkabulnya do’a), karena saat itu Allah sendiri yang menyaksikan hamba-hamba-Nya ber-munajat.
Ketiga hal tersebut selayaknya dilakukan secara kontinyu, bukan temporer karena terhalang keperluan duniawi. Sebab, amalan yang sangat dicintai Allah adalah karena keajegannya (dawamuha).
Hal seperti itulah yang dicontohkan Rasulullah SAW sebagaimana seringkali beliau bersabda bahwa Allah mencintai amalan yang kontinyu meski sedikit. Allah kurang menyukai hamba-Nya yang beramal tak menentu kendati ketika beramaal soleh dalam jumlah banyak.
Insya Allah dengan melaksanakan ketiga hal tersebut kita akan dapat menapak jalannya orang-orang saleh, mereka yang akan menempuh perjalanan ke surga dengan mulus.
Selama masa penantian di alam dunia ini, mereka yang tergolong orang-orang saleh adalah manusia yang dibutuhkan untuk membawa kepada keamanan, keberkahan, dan kedamaian.
رَبَّنَاۤ اٰمَنَّا فَا غْفِرْ لَـنَا وَا رْحَمْنَا وَاَ نْتَ خَيْرُ الرّٰحِمِيْنَ
“Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat, Engkau adalah pemberi rahmat yang terbaik.”
(QS. Al-Mu’minun 23: Ayat 109)