Pemilu 2019 menjadi salah satu moment paling bersejarah dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Namun, di balik pesta demokrasi itu, tersimpan tragedi kelam yang memunculkan berbagai pertanyaan serta duka mendalam. Sebanyak 700 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dilaporkan meninggal dunia setelah melaksanakan tugasnya saat pemilu, menciptakan gelombang sorotan terkait kesehatan dan keselamatan para penyelenggara pemilu.
Kematian massal ini mencuat setelah penghitungan suara yang berlangsung secara maraton, menyebabkan kelelahan ekstrem di kalangan petugas KPPS. Mereka yang merupakan relawan dari berbagai latar belakang bersatu untuk melaksanakan tugas mulia ini, tetapi tak sedikit dari mereka yang terpaksa menghadapi kondisi fisik yang memprihatinkan. Beberapa petugas dibawa ke rumah sakit karena mengalami kelelahan, dan sayangnya, tidak sedikit yang harus meregang nyawa.
Ketidakcukupan waktu istirahat dan persoalan logistik selama pelaksanaan pemilu turut berkontribusi pada tragedi ini. Dalam melaksanakan tugas, KPPS diharapkan untuk menjaga konsentrasi dan kesehatan fisik. Namun, tekanan yang dihadapi menjadi sangat berat ketika adanya beban tugas yang harus diselesaikan dalam waktu yang sangat singkat. Hal ini memicu kekhawatiran tentang pemberian pelatihan dan fasilitas yang mencukupi bagi para petugas di lapangan.