Dengan menunjukkan bahwa perolehan suara PSI terhadap kedua kandidat yang bersaing ketat, survei ini membuktikan betapa kuatnya persaingan di antara mereka. Hal ini juga mengindikasikan bahwa pemilih PSI memiliki preferensi yang hampir seimbang terhadap Anies dan Ahok. Pemilihan gubernur Jakarta kini tidak hanya menjadi pertarungan di antara kandidat, tetapi juga di antara partai pendukung mereka.
Hasil survei ini juga menyoroti fakta bahwa kehadiran Kaesang sebagai Ketua Umum PSI belum mampu memengaruhi secara signifikan elektabilitas partainya maupun dirinya sendiri sebagai figur politik. Dalam konteks ini, survei ini bisa menjadi panggung refleksi bagi PSI untuk lebih memperkuat posisinya di panggung politik dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap visi dan program-program yang ditawarkan.
Kepemimpinan politik yang kuat di Jakarta, terutama di tengah persaingan yang ketat, membutuhkan pemimpin yang mampu memetakan dinamika sosial masyarakat Jakarta dengan baik. Oleh karena itu, bagi Kaesang, hasil survei ini dapat menjadi pijakan untuk mempersiapkan diri secara lebih matang dalam menghadapi potensi pemilihan di masa depan.
Pemilih PSI yang terbagi antara Anies dan Ahok dapat menjadi indikasi bahwa saat ini kebijakan dan kinerja kandidat merupakan pertimbangan utama bagi pemilih. Mereka lebih memilih berdasarkan agenda dan kinerja yang ditawarkan daripada sekadar melihat dari kacamata partai politik. Oleh karena itu, potensi untuk memperoleh dukungan dari partai seperti PSI sangat bergantung pada kemampuan kedua kandidat untuk menyampaikan visi dan program-program yang mampu meraih dukungan publik secara merata.