Ia mengatakan, hal itu terkait dengan hubungan dua negeri berjiran yang telah berjalan harmonis sejak lama.
"Indonesia adalah salah satu negara terdekat dengan Malaysia, dan telah lama menjalin hubungan baik. Sehingga adalah hal yang wajar jika ada pergantian pemimpin, maka kedua kepala negara akan saling mengunjungi satu sama lain," ujar Arramanatha, yang akrab disapa Tata.
Ditambahkan oleh Tata, Presiden Joko Widodo juga menaruh rasa hormat yang tinggi terhadap kepemimpinan seniornya, Mahathir Mohamad, sehingga tidak ada keraguan bagi Jokowi untuk menjemput Dr M setibanya di Jakarta.
Rencananya, Perdana Mentri Mahathir dan Presiden Jokowi akan melakukan pertemuan bilateral di Istana Bogor pada Jumat, 29 Juni 2018.