Tampang

Pembantaian Sabra dan Shatila: Luka yang Tak Pernah Kering

13 Mei 2025 21:49 wib. 13
0 0
Pembantaian Sabra dan Shatila
Sumber foto: Google

Pembantaian Sabra dan Shatila terjadi pada bulan September 1982, di tengah konflik yang berkepanjangan di Lebanon, dan menjadi salah satu episode paling kelam dalam sejarah konflik Palestina-Israel. Peristiwa ini tidak hanya menjadi catatan sejarah bagi Lebanon tetapi juga menggores luka mendalam bagi rakyat Palestina dan dunia internasional. Pembantaian ini merupakan refleksi dari ketegangan yang berkepanjangan antara berbagai kelompok di Lebanon, serta dampak dari invasi Israel ke Lebanon.

Sabra dan Shatila adalah dua kamp pengungsi Palestina yang berlokasi di Beirut, Lebanon. Dalam konteks historis, kamp-kamp ini dibangun untuk menampung jutaan pengungsi Palestina yang melarikan diri dari tanah air mereka setelah peristiwa Nakba pada tahun 1948. Saat itu, situasi di Lebanon juga tidak stabil akibat perang sipil yang berlangsung sejak 1975, yang melibatkan berbagai kelompok etnis dan politik. Pada saat invasi Israel ke Lebanon pada tahun 1982, kondisi ini semakin memprihatinkan. 

Selama pembantaian berlangsung, antara 16 hingga 18 September 1982, pasukan Israel yang dipimpin oleh Jenderal Ariel Sharon memberikan izin kepada milisi Kristen Phalangist untuk memasuki kamp Sabra dan Shatila. Dalam dua hari yang mematikan itu, laporan-laporan menunjukkan bahwa antara 800 hingga 3.500 orang Palestina tewas, termasuk wanita dan anak-anak. Pembantaiannya berlangsung dengan sangat brutal; banyak yang dibunuh dengan cara yang tidak manusiawi. Kasus ini menjadi salah satu pelanggaran hak asasi manusia yang paling dikenal dan mencolok dalam sejarah konflik Timur Tengah.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Apa Moodboostermu Pagi Ini?
0 Suka, 0 Komentar, 3 Feb 2018

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?