Media internasional yang meliput peristiwa ini berhasil mengungkapkan kekejaman yang berlangsung. Foto-foto dan laporan-laporan tentang pembantaian ini menyebar, memicu kemarahan dunia internasional. Dalam beberapa tahun setelah pembantaian, banyak orang di seluruh dunia mulai mengorganisir protes dan kampanye untuk menarik perhatian pada situasi Palestina. Pembantaian Sabra dan Shatila menjadi simbol ketidakadilan yang dialami oleh bangsa Palestina.
Salah satu dampak besar dari pembantaian ini adalah peningkatan simpati internasional terhadap perjuangan Palestina. Para aktivis mulai menguatkan suara mereka, mendesak negara-negara Barat untuk mengambil tindakan terhadap Israel dan mendukung hak-hak Palestina. Namun, pada saat yang sama, pembantaian ini juga memperdalam ketegangan di kawasan tersebut. Invasi Israel ke Lebanon dan pembantaian yang terjadi menciptakan ketidakpuasan di kalangan banyak warga Lebanon, yang membuat negara itu semakin terpecah, membuat kompleksitas konflik semakin sulit untuk diselesaikan.
Ironisnya, dalam konteks geopolitik yang lebih luas, peristiwa pembantaian ini justru menguatkan narasi yang ada tentang tragedi yang dialami oleh rakyat Palestina. Pembantaian ini tidak hanya mengingatkan kita pada kekejaman yang terjadi, tetapi juga menunjukkan betapa rentannya populasi sipil dalam konflik bersenjata. Palestina, yang sudah mengalami banyak kesulitan sejak lama, harus menanggung beban trauma ini, yang sampai saat ini masih berpengaruh dalam hubungan antara Israel dan Palestina.