Mengapa politikus Indonesia anti sekali dengan politik identitas? Apakah mereka termasuk yang takut dengan bangkitnya umat Islam? Umat Islam semakin ditekan semakin bersatu.
Lihat saja sosmed saat ini, Muslim Cyber Army (MCA), yang menamakan tim cyber yang membela Islam tumbuh berkembang pesat, tanpa ada pemimpin, tanpa ada bayaran, semuanya militan. Walaupun pemerintah membuat badan khusus untuk menghabisi MCA, dengan biaya yang akan dibiayai oleh rakyat Indonesia sebesar 2 Trilyun, MCA akan tetap ada, karena militan. Biaya sebesar 2 Trilyun akan hilang sia-sia saja. Lebih baik uang sebesar 2 Trilyun itu dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat yang lebih membutuhkan. Jika 2 Trilyun dimanfaatkan untuk pengembangan perumahan murah untuk rakyat tidak mampu, pasti rakyat sangat berterimakasih, apalagi jika dengan DP 0%, rakyat akan sangat gembira.
Kita kembali ke Partai Berlambang Kabah, PPP, Partai Persatuan Pembangunan. Jika PPP tetap dengan jalan berlikunya, tanpa memperhatikan umat pemilihnya yang selalu ada di pihak Islam, tetapi berkelakuan seperti yang anti Islam, kemungkinan PPP akan ditinggalkan oleh seluruh umat Islam. Jika sudah tidak ada peminat untuk memilih PPP sebagai wakilnya, apakah PPP masih akan ada di pemilu mendatang? Rasanya tidak mungkin ada. Kita lihat saja nanti.