Pernyataan kontroversial datang dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menyarankan agar rakyat Palestina mendirikan negara mereka di Arab Saudi, bukan di tanah air mereka sendiri. Dalam sebuah wawancara dengan media Israel pada Kamis (8/2/2025), Netanyahu mengungkapkan bahwa Saudi memiliki banyak lahan kosong, dan ini bisa menjadi solusi bagi masalah negara Palestina. Pernyataan ini tentu saja menuai kecaman dari banyak pihak, baik dari dalam maupun luar Israel.
Menurut Netanyahu, membangun negara Palestina di Arab Saudi lebih memungkinkan dibandingkan dengan membentuk negara Palestina di wilayah yang kini diduduki oleh Israel. Ia juga menambahkan bahwa rencana tersebut akan mengurangi ketegangan antara Israel dan Palestina. "Arab Saudi memiliki banyak tanah kosong, mereka dapat menyediakan ruang bagi Palestina untuk membangun negara mereka," kata Netanyahu dalam wawancara tersebut.
Netanyahu kemudian menanggapi gagasan pendirian negara Palestina sebagai syarat normalisasi hubungan dengan Saudi, yang menurutnya bisa menjadi ancaman bagi keamanan Israel. Ia dengan tegas menolak ide tersebut, menganggapnya sebagai risiko yang terlalu besar untuk Israel dalam upaya mencapai kedamaian dengan negara-negara Arab, khususnya Saudi.