Partai NasDem secara resmi mencalonkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024. Ini diumumkan oleh Sekretaris Jenderal NasDem Hermawi Taslim di NasDem Tower, Jakarta, pada Senin (22/7/2024).
Menyikapi hal tersebut, Analis Politik Arifki Chaniago menilai keputusan NasDem sebagai langkah politik yang mempersempit kesempatan Anies untuk didukung oleh partai politik lain. Kehadiran NasDem membuat total tiga partai yang mendukung Anies untuk Jakarta, bersama PKS dan PKB.
"Anies telah didukung oleh PKB sejak awal dalam Pilgub Jakarta. Kemudian PKS membuat duet Anies-Sohibul Iman. Langkah ini jelas akan mempersempit peluang Anies untuk didukung oleh partai pendukung Ganjar-Mahfud," ujar Arifki dalam keterangannya, Selasa (23/4/2024).
Arifki menambahkan bahwa kehadiran NasDem membuat perlu ditegaskan bagaimana PKS memperjuangkan duet Anies-Sohibul Iman. Terdapat kemungkinan duet Anies dan Sohibul tidak akan berhasil.
"Kemungkinan duet Anies-Sohibul bisa berubah, karena sulit bagi PKS. Bahkan ada kemungkinan PKS meninggalkan Anies (jika duetnya batal)," pandangan Arifki, yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia.
Arifki juga menyebutkan bahwa alasan potensial bagi PKS untuk tidak sejalan dengan Anies adalah karena adanya tawaran bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran. Saat ini, PKS disebut-sebut sedang intens berkomunikasi dengan partai-partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) seperti Gerindra dan PSI.