Namun, perlu diakui bahwa masih banyak persoalan terkait dengan etika politik yang harus dihadapi, baik di tingkat lokal maupun global. Korupsi, ketidakadilan, dan ketimpangan sosial masih menjadi permasalahan yang belum terselesaikan. Oleh karena itu, pelajaran dan nilai-nilai yang diperoleh selama Ramadan seharusnya menjadi pemantik semangat untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan etika politik.
Dengan demikian, Ramadan memiliki peran yang sangat vital dalam membentuk etika politik yang mencerahkan, terutama dalam refleksi atas keadilan sosial dan kepemimpinan adil. Nilai-nilai yang diperoleh selama Ramadan, seperti keadilan sosial, kepemimpinan adil, persatuan umat manusia, dan solidaritas, seharusnya mampu membimbing umat Muslim dalam memperjuangkan perubahan yang lebih baik dalam konteks politik, baik di tingkat lokal maupun global. Semoga spirit Ramadan dapat menginspirasi kita untuk menjadi agen perubahan yang mendedikasikan diri untuk mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera bagi semua.