Peristiwa Malari 1974 merupakan gambaran jelas bagaimana mahasiswa berperan dalam mengawasi kebijakan pemerintah dan mengadvokasi untuk masa depan yang lebih baik. Sebuah ironi terjadi, di mana mahasiswa yang berjuang untuk hak-hak rakyat malah harus menghadapi represifitas dan kekerasan. Malari menjadi tajuk berita di seluruh dunia, menggambarkan kekuatan mahasiswa Indonesia yang rela berkorban demi tuntutan keadilan sosial.
Pascakejadian Malari, pemerintah Indonesia berusaha untuk meredakan ketegangan dengan melakukan reformasi kebijakan yang lebih pro-rakyat dan meningkatkan peran serta komunitas lokal dalam proyek-proyek pembangunan. Namun, bekas luka yang ditinggalkan oleh peristiwa tersebut terus membekas di benak masyarakat, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya suara mahasiswa dalam proses demokrasi.
Di era modern ini, refleksi terhadap Malari 1974 menjadi semakin relevan, terutama dengan perhatian yang kembali meningkat terhadap isu-isu keadilan sosial dan hubungan internasional. Mahasiswa, Jepang, dan api di Jakarta selamanya akan dikenang sebagai simbol perjuangan dan pengorbanan dalam mengejar keadilan.