Kontrak bisnis senilai Rp156 triliun ini mencakup berbagai sektor industri, mulai dari energi terbarukan, infrastruktur, hingga pengembangan teknologi. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia untuk mempercepat transformasi menuju ekonomi berbasis inovasi dan teknologi. Selain itu, investasi ini juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan transfer pengetahuan serta teknologi yang bermanfaat bagi pengembangan industri dalam negeri.
Adanya komitmen investasi yang begitu besar dari negeri Tirai Bambu ini tidak hanya menjadi angin segar bagi perekonomian Indonesia, tetapi juga menunjukkan hubungan bilateral yang semakin kuat antara kedua negara. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan diharapkan semakin didorong melalui investasi-investasi strategis seperti ini.
Dengan demikian, hasil pertemuan antara Presiden Prabowo dengan PM China Li Qiang Xicheng pada Sabtu (9/11/2024) telah membawa dampak positif yang signifikan bagi Indonesia. Kontrak bisnis senilai lebih dari US$10 miliar atau sekitar Rp156 triliun tersebut diharapkan dapat memberikan dorongan yang besar bagi pertumbuhan sektor industri di Indonesia dan mengukuhkan kedudukan China sebagai mitra strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesia.