W juga menceritakan bahwa dua hari setelah peristiwa pelecehan itu, ia mendapat intimidasi dari anak buah Norman. Mereka memintanya untuk menandatangani surat pernyataan yang menyatakan bahwa tidak ada pelecehan yang dilakukan Norman terhadapnya. Walau sebenarnya, W belum pernah menceritakan peristiwa pelecehan yang dialaminya kepada siapapun. Anak buah Norman bahkan membawa W ke suatu tempat yang membuatnya merasa ketakutan, namun W tetap menolak untuk menandatangani surat tersebut.
Selain itu, W juga mengungkapkan bahwa ia dijanjikan akan dinafkahi oleh Norman dengan syarat tidak membongkar pelecehan tersebut kepada siapapun.
Kasus ini menjadi sorotan publik dan menunjukkan bahwa pelecehan seksual tidak bisa dianggap remeh. Hal ini juga menunjukkan perlunya perlindungan yang lebih baik terhadap korban pelecehan seksual dan penanganan yang tegas terhadap pelaku pelecehan. Masyarakat perlu diingatkan bahwa setiap individu berhak untuk merasa aman dan terlindungi dari segala bentuk pelecehan seksual. Selain itu, partai politik juga perlu memberikan keamanan dan perlindungan untuk para kader dan calon kader agar mereka dapat berpartisipasi dalam lingkup politik dengan kondisi yang aman dan nyaman.
Dalam hal ini, PSI sebagai partai yang menawarkan representasi suara anak muda harus menegaskan sikapnya terhadap kasus ini dan memberikan dukungan kepada korban pelecehan. Hal ini juga dapat menjadi ajang bagi PSI untuk menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan melindungi mereka dari segala bentuk kekerasan dan pelecehan. Pemberian dukungan moral dan hukum dari PSI kepada korban juga bisa menjadi contoh bagi partai politik lainnya untuk bersikap tegas dalam menangani kasus-kasus pelecehan seksual.