Presiden Joe Biden telah mengonfirmasi bahwa ia meninggalkan sepucuk surat untuk penggantinya, Donald Trump, di Ruang Oval Gedung Putih. Tradisi ini sudah berlangsung lama dalam sejarah kepresidenan Amerika Serikat dan dianggap sebagai simbol transisi kekuasaan yang damai.
Sejak era Presiden Ronald Reagan, para presiden yang akan meninggalkan jabatannya meninggalkan surat pribadi kepada penerusnya. Surat tersebut biasanya berisi pesan dukungan, saran, atau harapan untuk sukses dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin negara. Joe Biden, yang akan menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada Donald Trump pada Selasa (21/1/2025), memilih untuk melanjutkan tradisi ini meskipun hubungan mereka kerap diwarnai perbedaan pandangan politik.
Biden mengonfirmasi tindakannya ini dalam wawancara dengan media pada Senin (20/1/2025). Namun, ia menolak untuk mengungkap isi surat tersebut. “Itu urusan antara Tuan Trump dan saya,” ujar Biden. Pernyataan ini mempertegas bahwa isi surat bersifat pribadi dan tidak untuk konsumsi publik.
Pernyataan Joe Biden memicu spekulasi di kalangan publik dan pengamat politik mengenai isi surat tersebut. Banyak yang menduga surat itu mungkin berisi pesan terkait tantangan-tantangan besar yang akan dihadapi oleh pemerintahan Trump, seperti perubahan iklim, hubungan internasional, atau dinamika politik domestik. Namun, ada juga yang meyakini bahwa surat tersebut bisa saja mengandung pesan yang lebih personal, seperti refleksi pengalaman selama menjabat sebagai presiden.