Kritik terbesar justru tertuju pada dugaan politisasi penyaluran bansos. Embel-embel politik yang disebutkan Zoelva memicu kecurigaan bahwa program bansos sebenarnya digunakan sebagai alat politik untuk mendukung pihak tertentu, dalam hal ini calon presiden nomor urut 02. Hal ini menciptakan keraguan terhadap tujuan sebenarnya dari program bansos tersebut, apakah memang semata untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat atau ada agenda politik terselubung di dalamnya.
Memang, bansos sendiri merupakan program yang seharusnya murni untuk kesejahteraan rakyat. Namun ketika program ini diwarnai dengan embel-embel politik, hal tersebut dapat merusak tujuan utama dari bansos itu sendiri. Seharusnya penyaluran bansos dilaksanakan secara transparan dan adil, tanpa adanya embel-embel politik yang dapat menimbulkan kecurigaan di masyarakat.