Menurut Edy, janji-janji politik Bobby belum terbukti selama menjabat sebagai wali kota. Bahkan di tengah pemerintahan ayah mertuanya yang masih berkuasa, Bobby tak mampu mewujudkan janji-janji tersebut, sehingga Edy tak yakin Bobby bisa melakukannya saat Jokowi tak lagi menjadi presiden.
Ambisi Edy untuk Sumut
Dalam beberapa kesempatan, Bobby mengklaim telah membawa perubahan positif bagi Kota Medan, meski Edy melihat kenyataan di lapangan justru sebaliknya. Ancaman banjir semakin serius, dan bahkan kantor Gubernur Sumut sendiri sering kali tergenang air. Kekhawatiran Edy semakin menguat, terutama karena Bobby juga disebut-sebut dalam beberapa kasus hukum, termasuk dugaan korupsi dan penyelundupan nikel ke China.
Edy menegaskan, inilah alasan mengapa ia memutuskan untuk kembali maju. Selain ingin memastikan Sumut tidak jatuh ke tangan yang ia anggap belum berpengalaman, ia juga merasa masih banyak tugas yang belum selesai dari periode kepemimpinannya di 2018-2023, khususnya yang tertunda akibat pandemi Covid-19.
“Sebenarnya saya tidak ingin mencalonkan diri lagi karena usia saya hampir 64 tahun. Namun, jika saya mundur, Sumut bisa dipimpin oleh orang yang saya anggap belum terpercaya. Saya tidak ingin 16 juta penduduk Sumut dipimpin oleh sosok seperti itu,” ujar Edy dalam pertemuannya dengan pengurus PDI-P di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Senin (30/9/2024).