Menariknya, penilaian miring terhadap Gatot juga muncul setalah jenderal bintang empat itu tampil dalam Indonesia Lawyer Club yang ditayangkan TV One pada 8 November 2016 atau 4 hari setelah digelarnya Aksi 411. Pandangan miring kepada Gatot itu disebabkan kerana Panglima TNI dinilai tidak menyoroti kerusuhan kecil yang terjadi usai Aksi 411, tetapi lebih kepada ancaman besar yang sedang mengintai NKRI.
Ketika itu Gatot menguraikan tentang posisi Indonesia di tengah konflik Laut Tiongkok Selatan. Menurutnya, selain karena potensi pengembangan sumber energi, Indonesia juga menjadi incara bangsa-bangsa lain karena letak geografisitu dan luas wilayah yang dimilikinya.
Sekali lagi, apa yang salah dari pemaparan Gatot dalam ILC tersebut? Sama seperti jawaban-jawaban yang diberikannya saat tampil di Rosi,.pemaparan Gatot soal ancaman yang dihadapi Indonesia pun tidak salah. Apakah Jepang dan juga negara-negara lainnya yang terlibat dalam perang dunia menduduki Indonesia hanya karena sumber daya alamnya? Jawabannya, bukan.
Dalam “Target Tokyo: Kisah Jaringan Mata-mata Sorgi” yang diterbitkan oleh Erlangga pada 1988 dikisahkan tentang Richard Sorge yang dikirim oleh Sovyet untuk memata-matai pergerakan tentara Jepang. Dalam buku yang mengungkap kisah nyata mata-mata Sovyet/ Comintern disebutkan jika Sovyet memprediksi Jepang akan menduduki kawasan Siberia guna menguasai sumber daya alamnya.