Dalam kasus patung Kongco, penangung jawab sudah mengambil langkah tepat dengan menutupinya. Mungkin pihak kelenteng kurang sensitif dalam memilih sosok dewa yang dipatungkan. Sebab, sebelum patung Kongco tidak ada yang mempermasalahkan patung-patung dewa/dewi Konghucu yang dibangun sebelumnya.
Di Amerika, hampir bertepatan waktunya dengan panasnya polemik patung Kongco, patung Jenderal Robert E.Lee diributkan. Pro-kontra tentang keberadaan patung Lee ini bahkan telah merenggut belasan nyawa.
Di Indonesia, khususnya dalam menyikapi persoalan yang menjurus ke arah SARA, aparat seharusnya lebih responsif. Apalagi, belakangan semakin terlihat persoalan SARA di Indonesia bukan lagi Kelompok A meninsta atau menyerang Kelompok B. Tetapi, sudah terlihat adanya upaya adu domba antara Kelompok A dengan Kelompok B.
Coba perhatikan media sosial. Akun-akun yang memprovokasi akun-akun lainnya untuk menyerang bahkan menistakan ulama atau Islam adalah akun-akun yang dkenal sebagai penganut agama Islam sendiri. Dan, ketika terjadi kasus Ahok, akun-akun ini seperti kucing yang mencium bau ikan asin.